Suatu ketika di suatu sekolah, ketika ujian nasional sedang berlangsung, seorang siswa tiba- tiba mengacungkan tangannya kepada sang pengawas.
“Pak, saya mau komplen nih!” Kata siswa tersebut.
“Komplen kenapa?” Jawab sang pengawas.
“Saya tidak ikhlas dengan soal ini! Bukan soal ini soal yang saya inginkan! Soal ini susah banget, seharusnya soal- soal yang keluar bukan soal soal ini! Pokoknya saya ingin soalnya dirubah!” Pungkasnya lagi.
Kira- kira nih, seperti apa tanggapan si pengawas ya?
Saya rasa, daripada menuruti keinginan siswa itu, pasti si pengawas malah marah- marah kan? Dia akan bilang kalau permintaan tersebut mustahil, dan pastinya malah meminta siswa itu untuk mengerjakan soal yang ada, karena itu adalah syarat untuk kelulusannya.
Sebuah ujian adalah syarat untuk seorang siswa untuk naik kelas atau lulus dari sekolah.
Yang membuat kita tidak lulus bukan soal ujiannya, akan tetapi JAWABAN dari soal tersebut.
Si siswa itu mengeluhkan soalnya karena dia tidak tahu jawabannya, karena dia kurang persiapan dalam menghadapi ujian tersebut.
Ternyata, begitulah juga sikap kita di dalam menjalani kehidupan.
Setiap kali ada ujian dari Allah, berarti Allah telah memberi kesempatan kepada kita untuk “naik kelas”.
Begitu juga di kehidupan kita…ketika kita mendapat masalah, kita malah sibuk mengeluhkan sulitnya “soal”, rumitnya “soal”, bukannya sibuk “membuat jawaban yang benar”, menyikapi dengan benar sesuai kehendak Allah.
Kita sering mengeluhkan, diri kita, kenapa didera masalah yang bertubi- tubi, kenapa rezeki tidak kunjung datang, kenapa, kenapa dan kenapa.
Kita bukannya memikirkan bagaimana agar diri kita bisa bersyukur dengan apa yang ada, dan bukannya memperkuat ikhtiar kita, menambah ilmu kita, agar kita bisa menghadapi persoalan dengan tegar, tanpa harus mengeluh.
Analogi sederhana seperti siswa yang sedang ujian tadi. Sesulit apapun soal yang diberikan oleh gurunya, tetapi jika dia sudah tahu jawabannya, pasti dia tidak akan mengeluh sedikit pun kan? Yang ada dia akan tersenyum lebar karena kelulusan atau kenaikan kelas sudah diambang mata.
Sekolah, tapi tidak diuji, mau? Sejak masuk sekolah kelas satu SD sampai sekarang anda tidak pernah diuji. Tentunya selama apapun bersekolah, anda bakal terus berada di kelas satu kan?
Tapi kita sering risau dengan “soal-soal” dalam hidup kita, bukannya risau dengan “jawaban” yang harus kita berikan dengan benar agar kita lulus ujian.
Begitu juga di kehidupan kita…ketika kita mendapat masalah, kita malah sibuk dengan “soal”, bukannya sibuk “membuat jawabanyang benar”, menyikapi dengan benar sesuai kehendak Allah.
Setiap ujian pasti akan berakhir, bedanya, ada yang lulus dan naik kelas, ada juga yang tidak lulus dan tinggal kelas.
Terus, bagaimana agar kita selalu dapat “menjawab” “soal” di dalam kehidupan kita agar kita selalu lulus dan naik kelas?
Sederhana saja, jawabannya ada tiga: SYUKUR, SABAR, ILMU DAN IKHTIAR.
Sebelum mengeluhkan masalah anda, syukurilah dulu apa yang sudah Allah berikan kepada anda. Lalu bersabarlah. Tambahlah ilmu anda, sehingga anda punya kumpulan “jawaban” untuk menjawab “soal” ujian dari Allah.
Dan yang terakhir, syukur dan sabar serta ilmu harus dilengkapi dengan ikhtiar yang maksimal.
Luruskan niat dan tujuan anda hanya untuk Allah, dan maksimalkan semua potensi diri anda untuk melakukan ikhtiar anda.
Hujan pasti reda, gempa pasti berhenti, badai pasti berlalu, malam pasti berganti siang.
Mulailah hari ini dengan tersenyum untuk mensyukuri hari baru yang telah Allah berikan kepada kita untuk kita isi dengan sebanyak mungkin amal dan ibadah.
Selamat menempuh ujian hidup ini dengan riang gembira dan penuh keceriaan, karena kita sudah tahu contekan jawabannya kan?
Di postingkan dari sebuah email sahabat. Thanks Kang Diday
No comments:
Post a Comment