Tuesday, October 12, 2010

Sebelum Kamu Menceraikanku, BopongLah Aku…

Pada hari pernikahanku, aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yang cuma berkamar satu. Sahabat-sahabatku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu-malu. Aku adalah seorang pengantin pria yang sangat bahagia. Ini adalah kejadian 10 tahun yang lalu.

Hari-hari selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening. Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut. Ia adalah pegawai sipil. Setiap pagi kami berangkat kerja bersama-sama dan sampai dirumah juga pada waktu yang bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkawinan kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yang tidak kusangka-sangka.

Nina hadir dalam kehidupanku. Waktu itu adalah hari yang cerah. Aku berdiri di balkon dengan Nina yang sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yang kubelikan untuknya.

Nina berkata , “Kamu adalah jenis pria terbaik yang menarik para gadis”

Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah, istriku pernah berkata, “Pria sepertimu,begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis”. Berpikir tentang ini, aku menjadi ragu-ragu. Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Nina dan berkata,“Kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor”.

Sunday, October 3, 2010

MUTIARA JAWA (MAPAK GARWO/MENJEMPUT BELAHAN JIWA)


BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM

Suatu ketika saya teringat ungkapan-ungkapan Jawa dr guru sy. Kali ini tentang kesempurnaan hidup versi Jawa dlm mempersiapkan keluarga bahagia. Menurut orang Jawa, para pria akn mengalami kebahagiaan/kesempurnaan hidup, jika mempunyai 5 hal, yaitu
1. Wisma (rumah)
2. Curigo (pusaka/senjata)
3. Turonggo (Kendaraan)
4. Kukilo (manggung/burung)
5. Garwo (Istri)

Secara denotatifnya, maka kesempurnaan hidup mnurut orang Jawa akan didapat, jika memiliki kelima hal tersebut di atas, bahkan tidak sedikit jg yg memperindah dan bahkan memperbanyak kelima hal tersebut. Namun, dlm hal ini sy akan mencoba menelaah nilai-nilai filosofis yg terkandung dlm kelima hal tersebut dalam kaitannya dg mempersiapkan keluarga bahagia menuju sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Dalam Al-Quran Surah An-Nisaa': 34, disebutkan bahwa kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, sebab itu pemenuhan 4 hal yg tersebut di atas (Wisma, Curigo, Turonggo, dan kukilo) adalah hal yg perlu dan benar-benar dipersiapkan oleh para pria dlm rangka mendapatkan Garwo (Istri).

Sekali lagi, bukanlah makna denotatif yg akan kita bahas, krn bisa jadi ini akan mpersulit bagi yg belum mpunyai ke-4 hal itu untuk mendapatkan istri(menikah), meskipun ada upaya untuk melengkapi kesempurnaan itu dan ato ada kerelaan dari pihak calon istri.

Apakah makna konotasi dari keempat ato bahkan kelima hal tersebut di atas?
1. WISMA (RUMAH), bahwa seorang laki-laki harus benar-benar siap dan bertekad u/ mjd tempat berteduh,bernaung, dan mberikan kedamaian(mengayomi) calon istri. Kata wisma sama dg kata maskan dlm bahsa Arab yg seakar dg kata sakinah yg terambil dr kata sakana yg berarti diam, tenang setelah sebelumnya goncang dan sibuk. Sehingga, diharapakn Calon suami telah mpersiapkan diri dg ilmu dan amal untuk memberikan kedamaian dan ketenangan kpd calon istrinya, tidak hanya dhohir namun juga batin, tdk hanya ktenangan jasmaniyah, namun jg ruhaniyah.

2. CURIGO (PUSAKA/SENJATA), bahwa Calon suami hendaknya mpunyai kemampuan dlm menolak hal-hal yg membahayakn diri dan keluarganya serta ancaman dari luar. Bahaya ato ancaman dr luar itu apa? Pemurtadan, kemiskinan, buruknya kesehatan, rendahnya ilmu pengetahuan, dll. Sehingga Calon suami, harus berusaha dan mampu mpunyai pegangan yg kuat, akidah yg mantap, kesejahteraan ekonomi, pendidikan, dll.

3. TURONGGO (KENDARAAN) --> tuturing onggo, bahwa Calon suami sebelum menasehati(nuturi) istri dan keluarganya hendaknya mampu menasehati(nuturi) dirinya sendiri. krn, suami adalh imam/pemimpin keluarga, shg ia yg akan mjd teladan dlm keluarganya.

Saturday, August 21, 2010

Cinta Lelaki Biasa

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama herannya. Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan. Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu. Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka. Kamu pasti bercanda! Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda. Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!